Kamis, 08 Desember 2016

KONSELING PERORANGAN (PENGENTASAN MASALAH SUSAH MOVE ON DENGAN PENDEKATAN REALITA)



Nama   : Ahmad Ropik
Nim     : 1405122673

Susah Move On
Pendekatan Realita

Pengentasan masalah dengan judul “Susah Move On” menggunakan teori atau pendekatan realita. Dalam konseling ada seorang mahasiswa yang bernama zaki yang mengalami masalah susah muve on akibat memikirkan suatu perkara. Dengan adanya konseling ini diharapkan klien mampu kembali kepemetaan hidupnya. Konseling dengan pendekaan ini bertujuan agar klien mampu menjalani hidup dengan lebih baik.

Klien                : assalammualaikum (sambil mengetuk pintu)
Konselor          : waalaikumsalam (sambil menghampiri klien dengan membukakkan pintu dan mempersilakan klien untuk duduk) silakan duduk, dengan mas zaki betul?
Klien                : iya pak betul.
Konselor          : mas zaki asal pekanbaru?
Klien                : nggak pak, saya asli jakarta pak.
Konselor          : jakarta, jauh sekali ....
Konseli            : iya pak.
Konselor          : disini ngkost atau tinggal dengan saudara?
Konseli            : saya ngkost pak di jalan sudirman sana.
Konselor          : sudirman, jauh itu ya. Jadi, kesini naik apa? Bis?
Konseli            : nggak pak, saya naik sepeda motor.
Konselor          : sendirian atau dengan temannya?
Konseli            : kadang dengan teman kadang sendirian pak. Tapi, lebih banyak sendirinya sih.
Konselor          : ooh ... tapi, tetap dijaga ya keselamatan dijalan raya. Patuhi lalu lintas dan jangan ugal-ugalan di jalan raya.
Konseli            : iya pak.
Konselor          : mmh, mas zaki sebelumnya suah pernah mengikuti konseling?
Konseli            : iya pak, sudah pernah waktu SMA dulu.
Konselor          : berati sudah tahu ya, didalam konseling ini kita dibatasi oleh waktu dan hari ini kita melaksanakan konseling kurang lebih 30 menit dan apabila dibutuhkan konseling lanjutan maka kita akan melaksanakannya dilain waktu sesuai dengan waktu yang telah kita sepakati nantinya. Oh iya, kabar mas zaki gimana? Kayaknya sedang ada yang dipikirkan gitu?
Konseli            : iya pak, saya lagi kurang fit, begadang tiap malam.
Konselor          : lho, kok begadang tiap malam?
Konseli            : iya pak karena mikirin mantan saya.
Konselor          : mantan? Emangnya ada apa dengan mantan anda?
Konseli            : gini pak, sayakan punya mantan ....
Konselor          : iya ...
Konseli            : saya sudah pacaran 5 tahun, hubungan kami juga direstui dengan orang tua kami. Tapi, hubungan itu tidak berlangsung lanjut dan putus ditengah jalan.
Konselor          : oh, jadi, mas zaki selalu begadang tidur tiap malam karena masih memikirkan mantannya?
Konseli            : iya pak.
Konselor          : jadi, selama ini mas zaki selalu begadang untuk memikirkan mantannya?
Konseli            : gak pak, cuman akhir-akhir ini aja. Waktu itu aku denger dari temen, katanya dia itu sedah tunangan, tadinya aku gak percaya pak padahal kita udah berhubungan 5 tahun. Tapi setelah aku liat disosmed dia, aku tuh melihat sendiri kalu dia itu berdua dengan wanita dan statusnya pun sudah tunangan.
Konselor          : iya, saya sangat mengerti dan memahami bagaimana perasaan mas zaki saat ini. Kan gini ya mas zaki ya. Kan dia udah tunangan ya, Kalau dia udah bertunangan berarti kan dia sudah mau kejenjang yang lebih lanjut yang lebih serius gitu. Sekarang mas zaki, dari mas zaki sendiri apa yang mas zaki inginkan setelah melihat keadaan seperti ini?
Konseli            : iya setelah saya melihat seperti ini, saya ingin melupakan dia tapi gak bisa gitu pak, saya masih pengen memikirkannya aja gitu pak. Masih belum ikhlas.
Konselor          : iya, tadi mas zaki bilang keinginannya mau melupakan mantannya, lalu dengan mas zaki memikirkannya terus begadang juga tiap malam. Apa mas zaki bisa melupakan mantannya mas zaki?
Konseli            : iya, gak bisa sih pak.
Konselor          : kalau begitu mas zaki sudah tau kan bagaimana melupakan mantannya mas zaki ini?
Konseli            : iya, saya belum tau bagaimana cara saya melupakan mantan saya pak.
Konselor          : jadi begini ya, tadikan mas zaki menyatakan bahwa mas zaki sering lihat-lihat disosmednya tentang foto-fotonya gitu. Bagaimana kalau hal pertama yang mas zaki lakukan adalah menghapus atau memblokir sosial medianya. Itu saran pertama dari saya.
Konseli            : berarti saya harus mendelcon seluruh pertemanan dengan dia baik email, fb, dan lain-lain .....
Konselor          : iya itu untuk tahap pertama nantikan mas zaki bisa menghapus sosial medianya. Mungkin setelahnya mas zaki bisa melakukan apa ?
Konseli            : iya .... saya kan bisa fokus untuk kuliah saya dan mungkin saya akan mencari penggantinya untuk dirinya pak ya..
Konselor          : Oke, pasti bisa ya, karna mas zaki ini kan pinter ya ganteng lagi kan, gak usah putus asa auranya itu sudah bagus untuk mencari wanita lain. Apa lagi mas zaki fokus dengan kuliah, mas zaki cepat wisuda, cepat cari kerja pasti keadaannya akan lebih baik lagi.
Konseli            : iya pak
Konselor          : tadi kan mas zaki bicara kalau akan mendelcon atau menghapus kontaknya dan fokus pada kuliah. Sekarang kita melakukan planning ya. Mas zaki akan melakukannya mulai kapan?
Konseli            : sekarang pak! Sekarang saya bisa menghapus seluruh kontak dengan dia (sambil mengeluarkan hp dan menghapus kontaknya)
Konselor          : oke bagus (sambil menunggu klien menghapus kontaknya)
Konseli            : udah pak, saya suadah menghapus seluruh kontaknya.
Konselor          : ya, saya bangga ya dengan mas zaki, mas zaki bisa mampu melakukan dan melaksanakan apa yang telah mas zaki ucapkan. Setelah konseling ini, apakah mas zai bisa menyimpulkan sesuatu?
Konseli            : iya pak, ternyata selama ini saya terlalu larut dalam perasaan terlalu memikirkan dia, seharusnya saya bisa bangkit dari dulu gitu. Dia saja bisa bahagia kenaps saya ndak gitu.
Konselor          : ya, pastinya mas zaki akan mendapatkan wanita yang lebih baik. Oke, setelah melakukan konseling ini mungkin bagai mana perasaan mas zaki?
Konseli            : saya merasa lebih tenang lebih lega rasanya seperti plong gitu masalah saya sudah terpecahkan karena konseling dengan bapak.
Konselor          : saya senang akhirnya mas zaki sudah menyelesaikan masalahnya mas zaki. Apakah konseling pada hari ini bisa kita hentikan?
Konseli            : iya pak. Terima kasih ya pak, saya pamit dulu. (sambil bersalaman dengan konselor)
Konselor          : iya, hati-hati ya. (sembari bersalaman dengan konseli)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar