Nama : Ahmad Ropik
Nim : 1405122673
Susah Move On
Pendekatan Realita
Pengentasan
masalah dengan judul “Susah Move On” menggunakan teori atau pendekatan realita.
Dalam konseling ada seorang mahasiswa yang bernama zaki yang mengalami masalah
susah muve on akibat memikirkan suatu perkara. Dengan adanya konseling ini
diharapkan klien mampu kembali kepemetaan hidupnya. Konseling dengan pendekaan
ini bertujuan agar klien mampu menjalani hidup dengan lebih baik.
Klien : assalammualaikum (sambil
mengetuk pintu)
Konselor : waalaikumsalam (sambil menghampiri
klien dengan membukakkan pintu dan mempersilakan klien untuk duduk) silakan
duduk, dengan mas zaki betul?
Klien : iya pak betul.
Konselor : mas zaki asal pekanbaru?
Klien : nggak pak, saya asli jakarta
pak.
Konselor : jakarta, jauh sekali ....
Konseli : iya pak.
Konselor : disini ngkost atau tinggal dengan
saudara?
Konseli : saya ngkost pak di jalan sudirman
sana.
Konselor : sudirman, jauh itu ya. Jadi, kesini
naik apa? Bis?
Konseli : nggak pak, saya naik sepeda
motor.
Konselor : sendirian atau dengan temannya?
Konseli : kadang dengan teman kadang
sendirian pak. Tapi, lebih banyak sendirinya sih.
Konselor : ooh ... tapi, tetap dijaga ya
keselamatan dijalan raya. Patuhi lalu lintas dan jangan ugal-ugalan di jalan
raya.
Konseli : iya pak.
Konselor : mmh, mas zaki sebelumnya suah pernah
mengikuti konseling?
Konseli : iya pak, sudah pernah waktu SMA
dulu.
Konselor : berati sudah tahu ya, didalam
konseling ini kita dibatasi oleh waktu dan hari ini kita melaksanakan konseling
kurang lebih 30 menit dan apabila dibutuhkan konseling lanjutan maka kita akan
melaksanakannya dilain waktu sesuai dengan waktu yang telah kita sepakati
nantinya. Oh iya, kabar mas zaki gimana? Kayaknya sedang ada yang dipikirkan
gitu?
Konseli : iya pak, saya lagi kurang fit,
begadang tiap malam.
Konselor : lho, kok begadang tiap malam?
Konseli : iya pak karena mikirin mantan
saya.
Konselor : mantan? Emangnya ada apa dengan
mantan anda?
Konseli : gini pak, sayakan punya mantan
....
Konselor : iya ...
Konseli : saya sudah pacaran 5 tahun,
hubungan kami juga direstui dengan orang tua kami. Tapi, hubungan itu tidak
berlangsung lanjut dan putus ditengah jalan.
Konselor : oh, jadi, mas zaki selalu begadang
tidur tiap malam karena masih memikirkan mantannya?
Konseli : iya pak.
Konselor : jadi, selama ini mas zaki selalu
begadang untuk memikirkan mantannya?
Konseli : gak pak, cuman akhir-akhir ini
aja. Waktu itu aku denger dari temen, katanya dia itu sedah tunangan, tadinya
aku gak percaya pak padahal kita udah berhubungan 5 tahun. Tapi setelah aku
liat disosmed dia, aku tuh melihat sendiri kalu dia itu berdua dengan wanita
dan statusnya pun sudah tunangan.
Konselor : iya, saya sangat mengerti dan
memahami bagaimana perasaan mas zaki saat ini. Kan gini ya mas zaki ya. Kan dia
udah tunangan ya, Kalau dia udah bertunangan berarti kan dia sudah mau
kejenjang yang lebih lanjut yang lebih serius gitu. Sekarang mas zaki, dari mas
zaki sendiri apa yang mas zaki inginkan setelah melihat keadaan seperti ini?
Konseli : iya setelah saya melihat seperti
ini, saya ingin melupakan dia tapi gak bisa gitu pak, saya masih pengen
memikirkannya aja gitu pak. Masih belum ikhlas.
Konselor : iya, tadi mas zaki bilang
keinginannya mau melupakan mantannya, lalu dengan mas zaki memikirkannya terus
begadang juga tiap malam. Apa mas zaki bisa melupakan mantannya mas zaki?
Konseli : iya, gak bisa sih pak.
Konselor : kalau begitu mas zaki sudah tau kan
bagaimana melupakan mantannya mas zaki ini?
Konseli : iya, saya belum tau bagaimana cara
saya melupakan mantan saya pak.
Konselor : jadi begini ya, tadikan mas zaki
menyatakan bahwa mas zaki sering lihat-lihat disosmednya tentang foto-fotonya
gitu. Bagaimana kalau hal pertama yang mas zaki lakukan adalah menghapus atau
memblokir sosial medianya. Itu saran pertama dari saya.
Konseli : berarti saya harus mendelcon
seluruh pertemanan dengan dia baik email, fb, dan lain-lain .....
Konselor : iya itu untuk tahap pertama nantikan
mas zaki bisa menghapus sosial medianya. Mungkin setelahnya mas zaki bisa
melakukan apa ?
Konseli : iya .... saya kan bisa fokus untuk
kuliah saya dan mungkin saya akan mencari penggantinya untuk dirinya pak ya..
Konselor : Oke, pasti bisa ya, karna mas zaki
ini kan pinter ya ganteng lagi kan, gak usah putus asa auranya itu sudah bagus
untuk mencari wanita lain. Apa lagi mas zaki fokus dengan kuliah, mas zaki
cepat wisuda, cepat cari kerja pasti keadaannya akan lebih baik lagi.
Konseli : iya pak
Konselor : tadi kan mas zaki bicara kalau akan
mendelcon atau menghapus kontaknya dan fokus pada kuliah. Sekarang kita
melakukan planning ya. Mas zaki akan melakukannya mulai kapan?
Konseli : sekarang pak! Sekarang saya bisa
menghapus seluruh kontak dengan dia (sambil mengeluarkan hp dan menghapus
kontaknya)
Konselor : oke bagus (sambil menunggu klien
menghapus kontaknya)
Konseli : udah pak, saya suadah menghapus
seluruh kontaknya.
Konselor : ya, saya bangga ya dengan mas zaki,
mas zaki bisa mampu melakukan dan melaksanakan apa yang telah mas zaki ucapkan.
Setelah konseling ini, apakah mas zai bisa menyimpulkan sesuatu?
Konseli : iya pak, ternyata selama ini saya
terlalu larut dalam perasaan terlalu memikirkan dia, seharusnya saya bisa
bangkit dari dulu gitu. Dia saja bisa bahagia kenaps saya ndak gitu.
Konselor : ya, pastinya mas zaki akan
mendapatkan wanita yang lebih baik. Oke, setelah melakukan konseling ini
mungkin bagai mana perasaan mas zaki?
Konseli : saya merasa lebih tenang lebih
lega rasanya seperti plong gitu masalah saya sudah terpecahkan karena konseling
dengan bapak.
Konselor : saya senang akhirnya mas zaki sudah
menyelesaikan masalahnya mas zaki. Apakah konseling pada hari ini bisa kita
hentikan?
Konseli : iya pak. Terima kasih ya pak, saya
pamit dulu. (sambil bersalaman dengan konselor)
Konselor : iya, hati-hati ya. (sembari
bersalaman dengan konseli)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar