Senin, 30 April 2018

MENGELOLA KONFLIK ANTAR PRIBADI


MENGELOLA KONFLIK ANTAR PRIBADI

A.    Pengertian Konflik
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Setiap hubungan antarpribadi mengandung unsur-unsur konflik, pertentangan pendapat atau perbedaan kepentingan. Konflik adalah situasi dimana tindakan salah satu pihak berakibat menghalangi, menghambat, atau mengganggu tindakan pihak lain (Johnson, 1981)
Robbins (1996) dalam “Organization Behavior” menjelaskan bahwa konflik adalah suatu proses interaksi yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian antara dua pendapat (sudut pandang) yang berpengaruh atas pihak-pihak yang terlibat baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif. Sedang menurut Luthans (1981) konflik adalah kondisi yang ditimbulkan oleh adanya kekuatan yang saling bertentangan. Kekuatan-kekuatan ini bersumber pada keinginan manusia.Konflik terjadi karena adanya interaksi yang disebut komunikasi. Hal ini berarti, bila kita ingin mengetahui konflik, kita harus mengetahui kemampuan dan perilaku komunikasi. Semua konflik mengandung komunikasi, tapi tidak semua konflik berakar pada komunikasi yang buruk. Berbagai mitos tentang konflik dipahami berdasarkan dua sudut pandang, yaitu tradisional maupun kontemporer. Dalam pandangan tradisional, konflik dianggap sebagai sesuatu yang buruk yang harus dihindari. Bahkan sering kali konflik dikaitkan dengan kemarahan, agresivitas, pertentangan baik secara fisik maupun dengan kata-kata kasar. Sebaliknya, pandangan kontemporer mengenai konflik didasarkan pada anggapan bahwa konflik adalah sesuatu yang tidak dapat dielakkan sebagai konsekuensi logis interaksi manusia. Menurut Myers, jika komunikasi adalah suatu proses transaksi, yang berupaya mempertemukan perbedaan individu secara bersama-sama untuk mencari kesamaan makna, maka dalam proses itu, pasti ada konflik. Konflik pun tidak hanya diungkapkan secara verbal tapi juga diungkapkan secara nonverbal seperti dalam bentuk raut muka, gerak badan, yang mengekspresikan pertentangan.

B.     Jenis-Jenis Konflik Antar Pribadi
Menurut James A.F. Stoner dan Charles Wankel, terdapat lima jenis konflik yaitu:
1.      Konflik Intrapersonal
Konflik intrapersonal adalah konflik seseorang dengan dirinya sendiri. Konflik terjadi bila pada waktu yang sama seseorang memiliki dua keinginan yang tidak mungkin dipenuhi sekaligus. Ada tiga macam bentuk konflik intrapersonal yaitu:
1)      Konflik pendekatan-pendekatan, contohnya orang yang dihadapkan pada dua pilihan yang sama-sama menarik.
2)      Konflik pendekatan – penghindaran, contohnya orang yang dihadapkan pada dua pilihan yang sama menyulitkan.
3)      Konflik penghindaran-penghindaran, contohnya orang yang dihadapkan pada satu hal yang mempunyai nilai positif dan negatif sekaligus.
2.      Konflik Interpersonal
Konflik Interpersonal adalah pertentangan antar seseorang dengan orang lain karena pertentangan kepentingan atau keinginan. Hal ini sering terjadi antara dua orang yang berbeda status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain.
1)      Konflik antar individu dan kelompok
Hal ini seringkali berhubungan dengan cara individu menghadapi tekanan-tekanan untuk mencapai konformitas, yang ditekankan kepada mereka oleh kelompok kerja mereka. Sebagai contoh dapat dikatakan bahwa seseorang individu dapat dihukum oleh kelompok kerjanya karena ia tidak dapat mencapai norma-norma produktivitas kelompok dimana ia berada.
2)      Konflik antara kelompok
Konflik ini merupakan tipe konflik yang banyak terjadi di dalam organisasi-organisasi. Konflik antar lini dan staf merupakan merupakan contoh konflik antar kelompok.
3)      Konflik antara organisasi
Konflik jenis ini biasanya disebut dengan persaingan. Namun berdasar pengalaman, konflik ini ternyata menyebabkan timbulnya pengembangan produk-produk baru, teknologi baru dan servis baru, harga lebih rendah dan pemanfaatan sumber daya secara lebih efisien

C.     Faktor Penyebab Konflik Antar Pribadi
Ada beberapa yang dapat menimbulkan terjadinya konflik dalam suatu hubungan antar pribadi. Beberapa penyebab tersebut antara lain :
1.      Perbedaan individu yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.
Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya, setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik, sebab dalam menjalani hubungan, seseorang tidak selalu sejalan dengan orang lain. Contohnya, ketika berlangsung pentas musik di lingkungan pemukiman, perasaan setiap warganya akan berbeda-beda. Ada yang merasa terganggu karena berisik, tetapi ada pula yang merasa terhibur.
2.      Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda.
Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik.
3.      Perbedaan kepentingan antara individu.
Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda.

D.    Aspek-Aspek Positif Konflik Antar Pribadi
konflik selalu terdapat dalam hubungan antarpribadi, pada umumnya masyarakat cenderung menganggap konflik sebagai sesuatu yang buruk dan harus dihindari. Konflik dipandang dapat merusak suatu hubungan, maka harus dicegah. Jika konflik mengarah pada kondisi destruktif, memang hal tersebut dapat berdampak pada penurunan efektivitas suatu hubungan. Misalnya berupa penolakan, acuh tak acuh, bahkan mungkin muncul luapan emosi destruktif, berupa kekerasan.
Namun kini banyak orang mulai menyadari bahwa perusak itu bukan terletak pada konflik itu semata, tapi oleh cara kita menghadapi konflik yang ada. Kegagalan memecahkan konflik secara konstruktif, adil dan memuaskan kedua pihak lah yang merusak suatu hubungan. Kini konflik telah mendapat konotasi yang positif, misalnya sebagai ‘bumbu’ dalam hubungan antarpribadi, baik dalam persahabatan, keluarga, dan hubungan lainnya. Sesungguhnya bila kita mampu mengelola suatu konflik dengan baik, konflik justru mendatangkan manfaat bagi orang yang mengalaminya. Manfaat positif adanya konflik antara lain (Johnson,1981).
Konflik dapat menjadikan kita sadar bahwa ada persoalan yang perlu dipecahkan dalam hubungan kita dengan orang lain. Misalnya kalau anda ingin menonton film horror tapi kekasih anda ingin menonton film drama, mungkin hal itu menandakan adanya perbedaan selera diantara kalian berdua yang perlu mendapat perhatian. Konflik dapat menyadarkan dan mendorong kita untuk melakukan perubahan-perubahan dalam diri kita. Kekasih anda marah karena anda lupa menjemputnya jalan-jalan, sebaiknya anda sungguh-sungguh mulai belajar mengatur waktu dan membuat catatan kegiatan dengan cermat.
Konflik dapat menumbuhkan dorongan dalam diri kita untuk memecahkan persoalan yang selama ini tidak jelas kita sadari atau kita biarkan tidak muncul ke permukaan. Konflik dengan tetangga sebelah karena merasa terganggu oleh suara tape recorder yang disetel keras-keras mendorong kita untuk menyampaikan keberatan kita terhadap kebiasaannya membawa teman-teman dan mengobrol dengan suara keras hampir setiap malam mulai dari gelap hingga menjelang subuh. Konflik dapat menjadikan hidup seseorang lebih menarik. Perbedaan pendapat dengan seorang teman tentang suatu hal dapat menimbulkan perdebatan yang memaksa kita lebih mendalami dan memahami pokok hal tersebut, selain menjadikan hubungan kita tidak membosankan.
Perbedaan pendapat akan membimbing ke arah tercapainya keputusan-keputusan bersama yang lebih matang dan bermutu. Dua kekasih yang bersitegang memilih restoran mana yang akan dijadikan tempat makan malam mereka, akhirnya memutuskan untuk memasak di rumah, menikmati masakan yang dibuat dengan kebersamaan sambil menonton televisi. Konflik dapat menghilangkan ketegangan-ketegangan kecil yang sering kita alami dalam hubungan kita dengan seseorang. Sesudah pertengkaran mulut yang cukup dahsyat, seorang sekretaris  akhirnya merasa terbebas dari kejengkelannya pada salah seorang koleganya yang suka sekali meminjam atau meminta peralatan dan perlengkapan tulis-menulis dari mejanya. Sesudah didamaikan oleh seorang teman lain, teman itu berjanji untuk tidak lagi mengganggunya dan akan lebih cermat merawat barang-barangnya.
Konflik juga dapat menjadikan kita sadar tentang siapa atau seperti apa diri kita sesungguhnya. Lewat pertengkaran dengan orang lain, kita menjadi lebih sadar tentang apa yang tidak kita  sukai, apa yang membuat kita tersinggung, apa yang sangat kita hargai dan sebagainya. konflik juga dapat menjadi sumber hiburan. Kita sengaja mencari sejenis koflik dalam berbagai bentuk permainan dan perlombaan. Konflik dapat mempererat dan memperkaya hubungan. Hubungan yang tetap bertahan kendati diwarnai dengan banyak konflik, justru dapat membuat kedua belah pihak sadar bahwa hubungan mereka itu sangat berharga. Selain itu juga dapat menjadi semakin erat, sebab bebas dari ketegangan-ketegangan dan karenanya juga menyenangkan. Dengan kata lain, konflik dalam hubungan antarpribadi sesungguhnya memiliki potensi menunjang perkembangan pribadi kita sendiri maupun perkembangan relasi kita dengan orang lain. Namun dengan catatan kita mampu menghadapi dan memecahkan konflik-konflik semacam itu secara konstruktif. Suatu konflik bersifat konstruktif bila sesudah mengalaminya.
Hubungan kita dengan pihak lain justru menjadi lebih erat, dalam arti lebih mudah berinteraksi dan bekerjasama. Kita dan pihak lain justru lebih saling menyukai dan saling mempercayai. Kedua belah pihak sama-sama merasa puas dengan akibat- akibat yang timbul setelah berlangsungnya konflik. Kedua belah pihak makin terampil mengatasi konflik-konflik baru yang terjadi di antara mereka.

E.     Pengelolaan Konflik Antar Pribadi
Walaupun suatu konflik juga dapat memberikan kontribusi positif dalam suatu hubungan, beberapa kalangan memilih untuk meminimalisir terjadinya konflik. Mereka mungkin tidak yakin dapat menyelesaikan konflik itu dengan baik, atau mungkin untuk menjaga suatu hubungan agar tampak selalu ada hambatan, dsb. Konflik dapat dicegah atau dikelola dengan beberapa cara antara lain :
1.      Disiplin
Mempertahankan disiplin dapat digunakan untuk mengelola dan mencegah konflik. Manajer perawat harus mengetahui dan memahami peraturan-peraturan yang ada dalam organisasi. Jika belum jelas, mereka harus mencari bantuan untuk memahaminya.
2.      Pertimbangan pengalaman dalam tahapan kehidupan
Konflik dapat dikelola dengan mendukung perawat untuk mencapai tujuan sesuai dengan pengalaman dan tahapan hidupnya. Misalnya; Perawat junior yang berprestasi dapat dipromosikan untuk mengikuti pendidikan kejenjang yang lebih tinggi, sedangkan bagi perawat senior yang berprestasi dapat dipromosikan untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi.
3.      Komunikasi
Suatu komunikasi yang baik akan menciptakan lingkungan yang kondusif. Suatu upaya yang dapat dilakukan untuk menghindari konflik adalah dengan menerapkan komunikasi yang efektif dalam kegitan sehari-hari yang akhirnya dapat dijadikan sebagai satu cara hidup.
4.      Mendengarkan secara aktif
A.G. Lunandi dalam Komunikasi Mengena menulis, “Saya tidak mengenal anda, maka saya tidak tahu apakah anda bisa mendengarkan dengan sabar dan dengan penuh perhatian atau tak sabar mendengarkan dengan kecederungan untuk memutuskan percakapan orang.” Mendengarkan secara aktif merupakan hal penting untuk mengelola konflik. Orang lain yang sedang berbicara tidak kita potong kalimatnya akan menimbulkan kesan bahwa kita menghargainya sehingga orang tersebut merasa nyaman. Selain menghasilkan komunikasi yang efektif, dengan mendengarkan secara aktif, kita akan mendapatkan informasi yang benar sehingga tidak terjadi kesalahpahaman yang menyebabkan konflik.

F.      Strategi Dalam Pengelolaan Konflik Antar Pribadi
Setiap orang memiliki strateginya masing-masing dalam mengelola konflik. Strategi-strategi ini merupakan hasil belajar, biasanya dimulai sejak masa kanak-kanak, dan akan bekerja secara otomatis. Spiegel (1994) menjelaskan ada lima tindakan yang dapat kita lakukan dalam penanganan konflik:
1.      Berkompetisi
Pilihan tindakan ini bisa sukses dilakukan jika situasi saat itu membutuhkan keputusan yang cepat, kepentingan salah satu pihak lebih utama dan pilihan kita sangat vital. Hanya perlu diperhatikan situasi menang-kalah akan terjadi disini. Pihak yang kalah akan merasa dirugikan dan dapat menjadi konflik yang berkepanjangan. Tindakan ini bisa dilakukan dalam hubungan atasan-bawahan, dimana atasan menempatkan kepentingannya (kepentingan organisasi) di atas kepentingan bawahan.
2.      Menghindari konflik
Tindakan ini dilakukan jika salah satu pihak menghindari dari situsasi tersebut secara fisik ataupun psikologis. Sifat tindakan ini hanyalah menunda konflik yang terjadi. Menghindari konflik bisa dilakukan jika masing-masing pihak mencoba untuk mendinginkan suasana, membekukan konflik untuk sementara.
Dampak kurang baik bisa terjadi jika pada saat yang kurang tepat konflik meletus kembali, ditambah lagi jika salah satu pihak menjadi stres karena merasa masih memiliki hutang menyelesaikan persoalan tersebut.
3.      Akomodasi
Akomodasi bisa diartikan sebagai ketika kita mengalah dan mengorbankan beberapa kepentingan sendiri agar pihak lain mendapat keuntungan dari situasi konflik itu. Hal ini dilakukan jika kita merasa bahwa kepentingan pihak lain lebih utama atau kita ingin tetap menjaga hubungan baik dengan pihak tersebut. Pertimbangan antara kepentingan pribadi dan hubungan baik menjadi hal yang utama di sini.
4.      Kompromi
Tindakan ini dapat dilakukan jika ke dua belah pihak merasa bahwa kedua hal tersebut sama-sama penting dan hubungan baik menjadi yang utama. Masing-masing pihak akan mengorbankan sebagian kepentingannya untuk mendapatkan situasi yang saling menguntungkan.
5.      Berkolaborasi
Menciptakan situasi seri dengan saling bekerja sama. Pilihan tindakan ada pada diri kita sendiri dengan konsekuensi dari masing-masing tindakan. Jika terjadi konflik pada lingkungan kerja, kepentingan dan hubungan antar pribadi menjadi hal yang harus kita pertimbangkan. Namun biasanya kita tidak menyadari cara bertingkah laku kita dalam situasi-situasi konflik. Apa yang kita lakukan seolah-olah terjadi begitu saja. Maka bila kita terlibat dalam suatu konflik dengan orang lain, ada dua hal yang harus kita pertimbangkan.
Tujuan-tujuan atau kepentingan-kepentingan pribadi kita. Tujuan-tujuan pribadi ini dapat kita rasakan sebagai hal yang sangat penting sehingga harus kita pertahankan mati-matian, atau tidak terlalu penting sehingga dengan mudah kita korbankan. Hubungan baik dengan pihak lain. Seperti tujuan pribadi, hubungan dengan pihak lain jug adapat kita rasakan sebagai hal yang sangat penting atau sama sekali tidak penting. Cara kita bertingkah laku dalam suatu konflik dengan orang lain, akan ditentukan oleh seberapa penting tujuan-tujuan pribadi dan hubungan dengan pihak lain kita rasakan. Berdasarkan dua pertimbanan di atas, dapat ditemukan lima gaya dalam mengelola konflik antarpribadi (Johnson, 1981).

Kamis, 08 Desember 2016

KONSELING PERORANGAN (PENGENTASAN MASALAH SUSAH MOVE ON DENGAN PENDEKATAN REALITA)



Nama   : Ahmad Ropik
Nim     : 1405122673

Susah Move On
Pendekatan Realita

Pengentasan masalah dengan judul “Susah Move On” menggunakan teori atau pendekatan realita. Dalam konseling ada seorang mahasiswa yang bernama zaki yang mengalami masalah susah muve on akibat memikirkan suatu perkara. Dengan adanya konseling ini diharapkan klien mampu kembali kepemetaan hidupnya. Konseling dengan pendekaan ini bertujuan agar klien mampu menjalani hidup dengan lebih baik.

Klien                : assalammualaikum (sambil mengetuk pintu)
Konselor          : waalaikumsalam (sambil menghampiri klien dengan membukakkan pintu dan mempersilakan klien untuk duduk) silakan duduk, dengan mas zaki betul?
Klien                : iya pak betul.
Konselor          : mas zaki asal pekanbaru?
Klien                : nggak pak, saya asli jakarta pak.
Konselor          : jakarta, jauh sekali ....
Konseli            : iya pak.
Konselor          : disini ngkost atau tinggal dengan saudara?
Konseli            : saya ngkost pak di jalan sudirman sana.
Konselor          : sudirman, jauh itu ya. Jadi, kesini naik apa? Bis?
Konseli            : nggak pak, saya naik sepeda motor.
Konselor          : sendirian atau dengan temannya?
Konseli            : kadang dengan teman kadang sendirian pak. Tapi, lebih banyak sendirinya sih.
Konselor          : ooh ... tapi, tetap dijaga ya keselamatan dijalan raya. Patuhi lalu lintas dan jangan ugal-ugalan di jalan raya.
Konseli            : iya pak.
Konselor          : mmh, mas zaki sebelumnya suah pernah mengikuti konseling?
Konseli            : iya pak, sudah pernah waktu SMA dulu.
Konselor          : berati sudah tahu ya, didalam konseling ini kita dibatasi oleh waktu dan hari ini kita melaksanakan konseling kurang lebih 30 menit dan apabila dibutuhkan konseling lanjutan maka kita akan melaksanakannya dilain waktu sesuai dengan waktu yang telah kita sepakati nantinya. Oh iya, kabar mas zaki gimana? Kayaknya sedang ada yang dipikirkan gitu?
Konseli            : iya pak, saya lagi kurang fit, begadang tiap malam.
Konselor          : lho, kok begadang tiap malam?
Konseli            : iya pak karena mikirin mantan saya.
Konselor          : mantan? Emangnya ada apa dengan mantan anda?
Konseli            : gini pak, sayakan punya mantan ....
Konselor          : iya ...
Konseli            : saya sudah pacaran 5 tahun, hubungan kami juga direstui dengan orang tua kami. Tapi, hubungan itu tidak berlangsung lanjut dan putus ditengah jalan.
Konselor          : oh, jadi, mas zaki selalu begadang tidur tiap malam karena masih memikirkan mantannya?
Konseli            : iya pak.
Konselor          : jadi, selama ini mas zaki selalu begadang untuk memikirkan mantannya?
Konseli            : gak pak, cuman akhir-akhir ini aja. Waktu itu aku denger dari temen, katanya dia itu sedah tunangan, tadinya aku gak percaya pak padahal kita udah berhubungan 5 tahun. Tapi setelah aku liat disosmed dia, aku tuh melihat sendiri kalu dia itu berdua dengan wanita dan statusnya pun sudah tunangan.
Konselor          : iya, saya sangat mengerti dan memahami bagaimana perasaan mas zaki saat ini. Kan gini ya mas zaki ya. Kan dia udah tunangan ya, Kalau dia udah bertunangan berarti kan dia sudah mau kejenjang yang lebih lanjut yang lebih serius gitu. Sekarang mas zaki, dari mas zaki sendiri apa yang mas zaki inginkan setelah melihat keadaan seperti ini?
Konseli            : iya setelah saya melihat seperti ini, saya ingin melupakan dia tapi gak bisa gitu pak, saya masih pengen memikirkannya aja gitu pak. Masih belum ikhlas.
Konselor          : iya, tadi mas zaki bilang keinginannya mau melupakan mantannya, lalu dengan mas zaki memikirkannya terus begadang juga tiap malam. Apa mas zaki bisa melupakan mantannya mas zaki?
Konseli            : iya, gak bisa sih pak.
Konselor          : kalau begitu mas zaki sudah tau kan bagaimana melupakan mantannya mas zaki ini?
Konseli            : iya, saya belum tau bagaimana cara saya melupakan mantan saya pak.
Konselor          : jadi begini ya, tadikan mas zaki menyatakan bahwa mas zaki sering lihat-lihat disosmednya tentang foto-fotonya gitu. Bagaimana kalau hal pertama yang mas zaki lakukan adalah menghapus atau memblokir sosial medianya. Itu saran pertama dari saya.
Konseli            : berarti saya harus mendelcon seluruh pertemanan dengan dia baik email, fb, dan lain-lain .....
Konselor          : iya itu untuk tahap pertama nantikan mas zaki bisa menghapus sosial medianya. Mungkin setelahnya mas zaki bisa melakukan apa ?
Konseli            : iya .... saya kan bisa fokus untuk kuliah saya dan mungkin saya akan mencari penggantinya untuk dirinya pak ya..
Konselor          : Oke, pasti bisa ya, karna mas zaki ini kan pinter ya ganteng lagi kan, gak usah putus asa auranya itu sudah bagus untuk mencari wanita lain. Apa lagi mas zaki fokus dengan kuliah, mas zaki cepat wisuda, cepat cari kerja pasti keadaannya akan lebih baik lagi.
Konseli            : iya pak
Konselor          : tadi kan mas zaki bicara kalau akan mendelcon atau menghapus kontaknya dan fokus pada kuliah. Sekarang kita melakukan planning ya. Mas zaki akan melakukannya mulai kapan?
Konseli            : sekarang pak! Sekarang saya bisa menghapus seluruh kontak dengan dia (sambil mengeluarkan hp dan menghapus kontaknya)
Konselor          : oke bagus (sambil menunggu klien menghapus kontaknya)
Konseli            : udah pak, saya suadah menghapus seluruh kontaknya.
Konselor          : ya, saya bangga ya dengan mas zaki, mas zaki bisa mampu melakukan dan melaksanakan apa yang telah mas zaki ucapkan. Setelah konseling ini, apakah mas zai bisa menyimpulkan sesuatu?
Konseli            : iya pak, ternyata selama ini saya terlalu larut dalam perasaan terlalu memikirkan dia, seharusnya saya bisa bangkit dari dulu gitu. Dia saja bisa bahagia kenaps saya ndak gitu.
Konselor          : ya, pastinya mas zaki akan mendapatkan wanita yang lebih baik. Oke, setelah melakukan konseling ini mungkin bagai mana perasaan mas zaki?
Konseli            : saya merasa lebih tenang lebih lega rasanya seperti plong gitu masalah saya sudah terpecahkan karena konseling dengan bapak.
Konselor          : saya senang akhirnya mas zaki sudah menyelesaikan masalahnya mas zaki. Apakah konseling pada hari ini bisa kita hentikan?
Konseli            : iya pak. Terima kasih ya pak, saya pamit dulu. (sambil bersalaman dengan konselor)
Konselor          : iya, hati-hati ya. (sembari bersalaman dengan konseli)