Sabtu, 26 November 2016

ADAPTASI KONSELOR TERHADAP PERKEMBANGAN IPTEK



ADAPTASI KONSELOR TERHADAP PERKEMBANGAN IPTEK
Ahmad Ropik

Abstrack: The research aims to abforve how important the role of science in technology in guidance and counseling and the adaptation of a counselor on scince and technology. The researcher uses the methode of the analysis by using book, journals, documents, archives, and data. The result of this research proves that science and technology have important roles in guidance and counseling. The field which is the most used in science and guidance is the guidance of carrer. In order to be a counselor who as able to adapt with science and technology. It reguires hard work before being a counselor. So, when becoming a counselor, it should be no more confusius about technology who can hinder the process of arvice.

Key word: adaptatoin, technology. counselor.
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa besar peranan IPTEK dalam bimbingan dan konseling dan adaptasi seorang konselor terhadap IPTEK. Metode yang digunakan peneliti adalah metode telaah literatur dengan menggunakan buku, jurnal, dokumen, arsip dan data. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa IPTEK sangat berperan dalam bimbingan dan konseling. Bimbingan karir adalah bidang yang paling banyak menggunakan teknologi. Untuk menjadi konselor yang mampu beradaptasi dengan IPTEK, diperlukan kerja keras sebelum menjadi seorang konselor. Hal ini dikarenakan ketika telah menjadi seorang konselor tidak ada lagi kebingungan tentang teknologi yang dapat menghambat proses pelayanan.

Kata kunci: adaptasi, teknologi, konselor.



PENDAHULUAN
IPTEK dalam kehidupan sehari-hari sangat berperan penting dalam kehidupan manusia, terbukti dengan IPTEK yang menyentuh segala bidang kehidupan seperti bidang politik, sosial dan budaya, pendidikan, ekonomi, dan bisnis yang sudah menerapkan IPTEK. Dalam era globalisasi ini, peranan IPTEK sangat vital. Munir (2009: 1-2) salah satu manfaat yang dapat dirasakan dari kontribusi TIK adalah teknilogi internet. Internet sebagai media informasi telah memberikan peluang bagi setiap orang untuk menyampaikan data dan fakta secara terbuka dan bertanggung jawab.
Pendidikan sebagai salah satu bidang yang memanfaatkan IPTEK harus bisa meningkatkan berbagai sumber dan bahan yang dibutuhkan oleh peserta didiknya sehingga tercipta pendidikan yang unggul dan maju. M. Andi Setiawan (2016: 46) Bimbingan dan konseling sebagai salah satu komponen dalam bidang pendidikan memanfaatkan IPTEK. Bimbingan dan konseling sebagai salah satu bidang yang memanfaatkan IPTEK perlu memperhatikan perkembangan IPTEK untuk bisa diterima oleh masyarakat. Penguasaan IPTEK bagi seorang konselor merupakan keharusan yang memang harus dimiliki dan tidak bisa ditawar lagi. Hal tersebut didasari oleh perkembangan IPTEK yang semakin maju dan berkembang pesat.
Konselor harus bisa beradaptasi dengat perkembangan IPTEK yang begitu pesat dan bisa memanfaatkan IPTEK tersebut bagi pelayanan bimbingan dan konseling, penguasaan IPTEK bagi seorang konselor merupakan nilai tambah dalam memberikan pelayanan bimbingan dan konseling. Meskipun perkembangan IPTEK sudah maju dan berkembang pesat, tetapi masih banyak konselor yang belum bisa menguasai IPTEK secara penuh. Sehingga konselor masih banyak yang tidak mengetahui peranan IPTEK dalam bimbingan dan konseling. Pelayanan yang dilakukan cendrung konvensional dan tidak berkembang sehingga terkesan jadul dan membosankan bagi kalangan masyarakat yang sudah mengenal IPTEK (M. Andi Setiawan 2016: 47).
Sebagai contoh masyarakat mengenal smartphone sebagai alat multifungsi dan dapat digunakan tidak hanya untuk telpon dan mengirim pesan singkat, tetapi sudah berkembang jauh. Smartphone dapat melakukan tugas penting dan mendapat informasi dengan cepat dan singkat. Dari kondisi tersebut M. Andi Setiawan (2016: 47) menjelaskan seorang konselor perlu memahami peranan iptek dalam bimbingan dan konseling sehingga pelayanan bimbingan dan konseling dapat dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan tentunya berdasarkan kepada asas kebutuhan dan kekinian.
Dapat disimpulkan bahwa seorang konselor sebagai seorang yang berperan penting dalam pendidikan harus bisa beradaptasi dengan perkembangan IPTEK dan mampu menguasai IPTEK. Hal tersebut mutlak dan tidak bisa ditawar lagi. Karena, IPTEK dapat meningkatkan pelayanan bimbingan dan konseling menjadi lebih baik dan tidak terkesan jadul di mata masyarakat serta menjadi nilai tambah tersendiri.
Dari beberapa fenomena dan pandangan para ahli teridentifikasi beberapa permasaalahan yakni: a) apa yang dimaksud dengan adaptasi? b) apa yang dimaksud dengan teknologi bimbingan dan konseling? c) bagaimana cara menjadi konselor yang bisa menggunakan teknologi?. Penggunaan IPTEK dalam proses pemberian layanan bimbingan dan konseling sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pemberian layanan bimbingan dan konseling. Munandi (2013) menjelaskan seorang guru dituntut memiliki kemampuan secara metodologis dalam hal perancangan dan pelaksanaan pembelajaran termasuk di dalamnya penggunaan media pembelajaran.Penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat kemampuan konselor dalam menggunakan IPTEK serta melihat seberapa jauh konselor mampu beradaptasi dengan perkembangan IPTEK yang kian pesat.

METODE PENELITIAN
Metode yang diterapkan dalam penelitian ini adalah metode telaah literatur atau metode kepustakaan adalah salah satu metode penelitian pendidikan yang menggunakan cara telaah pustaka. Metode literatur disebut juga metode penelitian teoritis. Imam Barnadib (1983) menyebut metode ini dengan istilah metode historis. Sebab secara metodologi penelitian literatur berusaha mengumpulkan data dan informasi dalam bentuk dokomen atau catatan-catatan sejarah. Cacatan tentang peristiwa yang sudah lalu.
            Secara structual, metode literatur merupakan salah satu bagian metodologi penelitian kualitatif. Metode penelitian yang mengandalkan pembenaran nalar dan logika ilmiah. Data dan informasi apapun yang diteliti menggunakan metode literatur pada dasarnya selalu berbentuk dokumen, arsip data maupun informasi literatur media cetak dan media perekam sejenis lain. Alat telaah dan analisa utamanya tetap saja kembali pada pembelajaran atau penggambaran hubungan sebab-akibat objek yang diteliti.

HASIL DAN PEMBAHASAN
A.     Pengertian Adaptasi
Adaptasi adalah suatu penyesuaian diri terhadap lingkungan. Juga berarti dapat mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan keinginan pribadi (Garungan, 1991: 55). Dapat ditarik kesimpulan bahwa adaptasi adalah suatu proses penyesuaian diri dengan lingkungan, yang mana lingkungan dapat merubah pribadi individu, maupun individu dapat merubah lingkungan. Suparlan (1993: 2) menjelaskan adaptasi pada hakekatnya adalah satu peroses untuk memenuhi syarat-syarat untuk melangsungkan hidup. Salah satu dari syarat terebut adalah syarat sosial dimana manusia membutuhkan hubungan untuk dapat melangsungkan keteraturan untuk tidak merasa dikucilkan, dapat belajar mengenai kebudayaan.
Dari pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa adaptasi adalah suatu proses penyesuaian diri individu terhadap lingkungan sekitarnya. Yang mana tujuannya adalah agar individu tersebut tidak merasa terkucilkan dengan lingkungan sekitarnya. Sebagai contoh, masyarakat yang notabanenya sudah mengenal sarana TI sebagai sarana dan prasarana yang telah melekat dalam kehidupan bermasyarakat, maka individu tersebut harus menguasai secara keseluruhan teknologi yang digunakan tersebut. Hal itu dikarenakan agar individu tersebut tudak merasa terkucilkan hanya kerena tidak bisa menguasai teknologi yang telah melekat dan tidak mungkin terpisahkan dalam kehidupan bermasyarakat.
Beberapa batasan pengertian dari adaptasi sosial Soerjono Sukanto (2000: 34) yaitu: a) proses mengatasi halangan-halangan dari lingkungan. b) penyesuaian terhadap norma-norma untuk menyalurkan ketegangan. c) proses perubahan untuk penyesuaian dengan situasi yang berubah. d) mengubah agar sesuai dengan kondisi yang diciptakan. e) memanfaatkan sumber-sumber yang terbatas untuk kepentingan lingkungan dan sistem. f) penyesuaian budaya dan aspek lainnya sebagai hasil seleksi ilmiah. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai bagian dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) secara umum adalah semua teknologi yang berhubungan dengan pegambilan, pengumpulan (akuisisi), pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi. Semua perangkat keras, perangkat lunak, kandungan isi, dan instruktur komputer maupun telekomunikasi. Deni Dermawan (2012: 2) menjelaskan TIK atau ICT (Information and Comunication Technology), atau yang dikalangan negara asia berbahasa inggris disebut sebagai Infocom, muncul setelah berpadunya tenologi komputer (baik perangkat keras maupun perangkat lunaknya) dan teknologi komunikasi sebagai sarana penyebaran informasi pada paruh kedua abad ke 20.
Perpaduan kedua teknologi tersebut berkembang sangat pesat jauh melampaui bidang bidang teknologi lainnya. Bahkan sampai awal abad ke-21 ini, dipercaya bahwa bidang TIK masih akan terus pesat berkembang dan belum terlihat titik jenuhnya sampai beberapa dekade mendatang. Pada tingkat global, perkembangan TIK telah memengaruhi seluruh bidang kehidupan umat manusia. “Intrusi” TIK kedalam bidang-bidang teknologi lain telah sedemikian jauh sehingga tidak ada satupun peralatan hasil inovasi teknologi yang tidak memanfaatkan peranan TIK (Deni Dermawan, 2012: 2).
Dari pendapat ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa perkembangan teknologi sangat berperan penting disetiap lini kehidupan manusia. Dari abad ke abad teknologi terus berkembang pesat dan mengambil peran penting dalam kehidupan manusia. pada akhirnya, kehidupan manusia tidak bisa lepas dari teknologi bahkan teknologi telah mengatur kehidupan manusia. seorang individu yang tidak bisa beradaptasi dengan pesatnya perkembangan teknologi maka individu tersebut akan semakin tertinggal dengan perkembangan zaman dan terkucilkan dari kehidupan masyarakat yang pada umumnya telah mengenal tenologi.
B.     Pengertian TI Dalam Bimbingan Konseling
Bimbingan konseling merupakan ilmu yang bersifat “Multieferensial” beberapa disiplin ilmu lain telah memberikan sumbangan bagi perkembangan teori dan peraktek bimbingan dan konseling seperti psikologi, pendidikan, statistik, evaluasi, biologi, filsafat, sosiologi, antropologi, ilmu ekonomi, manajemen, ilmu hukum, dan agama. Beberapa konsep dari disiplin ilmu tersebut telah diadopsi untuk kepentingan pengembangan bimbingan dan konseling, baik dalam pengembangan teori maupun prakteknya. Pengembangan teori dan pendekatan bimbingan dan konseling selain dihasilkan melalui pemikiran kritis para ahli juga dihasilkan melalui berbagai bentuk penelian.
Sejalan dengan perkembangan teknologi, khususnya teknologi informasi berbasis komputer, sejak 1980-an telah banyak dikembangkan dalam bimbingan dan konseling. menurut Prayitno (2003) bidang yang telah banyak memanfaatkan jasa komputer ialah bimbingan karir dan bimbingan dan konseling pendidikan. Moh. Surya (2006) mengemukakan bahwa sejalan dengan perkembangan teknologi komputer interaksi antara konselor dengan individu yang dilayaninya (klien) tidak hanya melalui hubungan tatap muka tetapi dapat juga dilakukan melalui hubungan secara virtual (maya) melalui internet dalam bentuk “cyber counseling”. Dikemukakan pula bahwa perkembangan dalam bidang teknologi komunikasi menuntut kesiapan dan adaptasi konselor dalam penguasaan teknologi dalam melaksanakan bimbingan dan konseling.
Dapat disimpulkan bahwa teknologi bimbingan dan konseling adalah suatu fasilitas-fasilitas yang dapat mempermudah seorang konselor dalam memberikan seluruh pelayanan. Sehingga pelayanan bimbingan dan konseling berjalan secara maksimal. Teknologi yang berkembang kian pesat telah memberikan kontribusi yang besar dalam bimbingan dan konseling. bidang yang paling banyak memanfaatkan teknologi adalah bimbingan karir dan bimbingan konseling pendidikan. Perkembangan teknologi yang berkembang pesat diera globalisasi ini dapat mempermudah segala proses pelayanan bimbingan dan konseling. Interaksi antara konselor dan klien tidak lagi dilakukan secara “face to face”, tetapi dapat dilakukan dengan kecanggihan teknologi yang memungkinkan klien berhubungan dari jarak jauh. Dengan hadirnya teknologi ditengah-tengah kehidupan manusia terbukti mempermudah proses pelayanan bimbingan dan konseling. hal ini menuntut kesiapan seorang konselor untuk beradaptasi dan bisa menguasai teknologi.
C.     Cara Adaptasi TIK Dalam Bimbingan Konseling
Untuk menjadi seorang konselor yang mahir menggunakan teknologi, Hines (2003) menawarkan keahlian yang perlu dikuasai oleh seorang calon konselor sekolah yang berkaitan dengan kompetensi teknologi informasi, yaitu: a) word processing/publication desktop untuk menciptakan documen layout menarik. b) menciptakan laporan berkala visual menarik, efektif menggunaan grafik, informasi dan menarik. c) database (dokumentasi siswa) dan spretsheet tabel dan grafik. e) presentasi multimedia. f) sumberdaya elektronik dan internet. a.a) membuat, mengirim, dan menerima e-mile. a.b) daftar, mengambil bagian dalam diskusi elektronik (minglis atau mailinglist). a.c) mencari, menyaring informasi dari internet. a.d) mampu menggunakan search engine. a.e) mampu mengobrol (chatting).
Hendarini (2007) mengatakan ada 8 hal yang diperlukan untuk membekali pengetahuan calon konselor terhadap teknologi informasi, yaitu: a) memahami dan mengikuti penggunaan teknologi mutakhir dalam pendidikan. b) memiliki keterampilan dasar komputer, lancar dalam hal teknologi. c) menguasai dan menggunaan berbagai komponen internet terkait layanan bimbingan. d) mampu mengartikulasikan implikasi dan penggunaan teknologi. e) bertindak sebagai konsumen teknologi yang terdidik dan obyektif. f) mengenal adanya kelompok dan bimbingan kegiatan bimbingan yang “virtual” dengan menggunakan teknologi yang dapat mereka ikuti. g) mampu menggunakan database untuk memonitor dan mengartikulasikan kemajuan siswa. h) berpartisipasi dalam pengembangan rencana pendidikan berbasis teknologi. Meskipun banyak tawaran terhadap penyimpanan penguasaan teknologi informasi bagi calon konselor, perlu diingat bahwa komputer dan internet dalam hal ini hanya merupakan alat atau sarana. Soemantri (2006) menjelasan bahwa meskipun banyak manfaat yang dapat diambil dari komputer dan internet, mahasiswa calon konselor harus diarahkan untuk memahami proses atau cara berfikir untuk bekerja menggunakan komputer secara maksimal.
Dari pendapat ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa agar seorang konselor mahir dan bisa menguasai teknologi, dibutuhkan kerja keras yang maksimal sebelum menjadi seorang konselor. Menguasai seluruh kompetensi TI, penguasaan teknologi mutakhir dalam pendidikan, mempunyai keterampilan dasar komputer, menguasai jejaring sosial (internet) yang berkaitan dengan layanan bimbingan dan konseling, dan menggunakan teknologi dengan baik (memahami etika dalam menggunakan teknologi) adalah suatu hal yang harus benar-benar dikuasai seorang calon konselor sebelum menjadi seorang konselor. Hal ini dikarenakan ketika sudah menjadi seorang konselor tidak akan terjadi suatu kebingaungan dalam menggunakan teknologi. Jika hal ini terjadi, maka akan sangat mempengaruhi peroses pemberian layanan bimbingan dan konseling, sehingga akan memberikan dampak dan persepsi negatif dikalangan masyarakat yang umumnya telah mengenal teknologi.

KESIMPULAN
Adaptasi adalah suatu proses penyesuaian diri individu terhadap lingkungan sekitarnya. Yang mana lingkungan dapat merubah pribadi individu, maupun individu dapat merubah lingkungannya. tujuannya adalah agar individu tersebut tidak merasa terkucilkan dengan lingkungan sekitarnya. Sebagai contoh, masyarakat yang notabanenya sudah mengenal sarana TI sebagai sarana dan prasarana yang telah melekat dalam kehidupan bermasyarakat, maka individu tersebut harus menguasai secara keseluruhan teknologi yang digunakan tersebut. Hal itu dikarenakan agar individu tersebut tudak merasa terkucilkan hanya kerena tidak bisa menguasai teknologi yang telah melekat dan tidak mungkin terpisahkan dalam kehidupan bermasyarakat.
Teknologi bimbingan dan konseling adalah suatu fasilitas-fasilitas yang dapat mempermudah seorang konselor dalam memberikan seluruh pelayanan. Sehingga pelayanan bimbingan dan konseling berjalan secara maksimal. Teknologi yang berkembang kian pesat telah memberikan kontribusi yang besar dalam bimbingan dan konseling. bidang yang paling banyak memanfaatkan teknologi adalah bimbingan karir dan bimbingan konseling pendidikan. Perkembangan teknologi yang berkembang pesat diera globalisasi ini dapat mempermudah segala proses pelayanan bimbingan dan konseling. Interaksi antara konselor dan klien tidak lagi dilakukan secara “face to face”, tetapi dapat dilakukan dengan kecanggihan teknologi yang memungkinkan klien berhubungan dari jarak jauh. Dengan hadirnya teknologi ditengah-tengah kehidupan manusia terbukti mempermudah proses pelayanan bimbingan dan konseling. hal ini menuntut kesiapan seorang konselor untuk beradaptasi dan bisa menguasai teknologi.
            Agar seorang konselor mahir dan bisa menguasai teknologi, dibutuhkan kerja keras yang maksimal sebelum menjadi seorang konselor. Menguasai seluruh kompetensi TI, penguasaan teknologi mutakhir dalam pendidikan, mempunyai keterampilan dasar komputer, menguasai jejaring sosial (internet) yang berkaitan dengan layanan bimbingan dan konseling, dan menggunakan teknologi dengan baik (memahami etika dalam menggunakan teknologi) adalah suatu hal yang harus benar-benar dikuasai seorang calon konselor sebelum menjadi seorang konselor. Hal ini dikarenakan ketika sudah menjadi seorang konselor tidak akan terjadi suatu kebingungan dalam menggunakan teknologi, jika hal ini terjadi, maka akan sangat mempengaruhi peroses pemberian layanan bimbingan dan konseling, sehingga akan memberikan dampak dan persepsi negatif dikalangan masyarakat yang umumnya telah mengenal teknologi.

SARAN
            Bagi konselor disekolah diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dan dapat berinovasi dengan IPTEK agar peroses pemberian layanan bimbingan dan konseling tidak terkesan monoton di mata siswa, para guru, maupun masyarakat.
            Bagi seorang calon konselor (mahasiswa) diharapkan dapat menguasai sepenuhnya teknologi yang berkembang pesat pada saat ini. Hal itu dikarenakan setelah menjadi seorang konselor, diharapkan konselor dapat menggunakan keseluruhan teknologi yang berkembang untuk kepentingan pelayanan bimbingan dan konseling. Penguasaan teknologi yang berkembang dalam proses pelayanan bimbingan dan konseling dapat menjadi nilai tambah tersendiri bagi seorang konselor.
            Bagi para pembaca, diharapkan dengan adanya makalah ini dapat memberikan pemecahan masalah berkaitan dengan penguasaan dan penggunaan teknologi oleh seorang konselor dalam peroses pelayanan bimbingan dan konseling.

DAFTAR PUSTAKA
Deni Dermawan. 2012. Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: PT     Remaja Rosdakarya.
Garungan. 1991. Psikologi Sosial. Jakarta: PT. Eresco.
Hendarini. 2007.  Pemanfaatan Teknologi Informasi Untuk Layanan Program BK Komprehensif. Jurnal Pendidikan Teknologi dan Informasi dan Komunikasi Vol. 8 No. 12.

Hines. 2003. Teknologi Informatika Dalam Bimbingan dan Konseling. Jurnal Pendidikan Vol. 12 No. 46-48.

Imam Barnadib. 1983. Pemikiran Tentang Pendidikan Baru. Yogyakarta: Andi Offset.
M. Andi Setiawan. 2016. Peran Teknologi Informasi Dalam Bimbingan dan Konselor.       Bitnet Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi, Februari 2016, Vol. 1 No. 1, (46-         49).
Moh. Surya. 2006. Profesionalisme Konselor Dalam Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: PT. Rajawali press.

Munandi Y. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta Selatan: Referensi.
Munir. 2009. Kontribusi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam Pendidikan    diera Globalisasi Pendidikan Indonesia. Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi         dan Komunikasi Vol. 2 No. 2.

Prayitno. 2003. Wawasan dan Landasan BK (Buku II). Jakarta : Depdiknas
Parsudi Suparlan. 1993. Pengantar Metode Penelitian Suatu Pendekatan Kualitatif. Pontianak: STAIN Pontianak.

Soemantri. 2006. Penerapan Teknologi Informasi Pada Bimbingan dan Konseling dari Sudut Pandang Buku. Jakarta: Rineka Cipta.

Soerjono Sukanto. 2000. Sosiologi: Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press.