ADAPTASI KONSELOR TERHADAP
PERKEMBANGAN IPTEK
Ahmad Ropik
Abstrack: The research aims to abforve how important the role
of science in technology in guidance and counseling and the adaptation of a
counselor on scince and technology. The researcher uses the methode of the
analysis by using book, journals, documents, archives, and data. The result of
this research proves that science and technology have important roles in
guidance and counseling. The field which is the most used in science and
guidance is the guidance of carrer. In order to be a counselor who as able to
adapt with science and technology. It reguires hard work before being a
counselor. So, when becoming a counselor, it should be no more confusius about
technology who can hinder the process of arvice.
Key
word: adaptatoin,
technology. counselor.
Abstrak:
Penelitian
ini bertujuan untuk melihat seberapa besar peranan IPTEK dalam bimbingan dan
konseling dan adaptasi seorang konselor terhadap IPTEK. Metode yang digunakan
peneliti adalah metode telaah literatur dengan menggunakan buku, jurnal,
dokumen, arsip dan data. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa IPTEK
sangat berperan dalam bimbingan dan konseling. Bimbingan karir adalah bidang
yang paling banyak menggunakan teknologi. Untuk menjadi konselor yang mampu
beradaptasi dengan IPTEK, diperlukan kerja keras sebelum menjadi seorang
konselor. Hal ini dikarenakan ketika telah menjadi seorang konselor tidak ada
lagi kebingungan tentang teknologi yang dapat menghambat proses pelayanan.
Kata
kunci: adaptasi,
teknologi, konselor.
PENDAHULUAN
IPTEK
dalam kehidupan sehari-hari sangat berperan penting dalam kehidupan manusia,
terbukti dengan IPTEK yang menyentuh segala bidang kehidupan seperti bidang
politik, sosial dan budaya, pendidikan, ekonomi, dan bisnis yang sudah
menerapkan IPTEK. Dalam era globalisasi ini, peranan IPTEK sangat vital. Munir
(2009: 1-2) salah satu manfaat yang dapat dirasakan dari kontribusi TIK adalah
teknilogi internet. Internet sebagai media informasi telah memberikan peluang
bagi setiap orang untuk menyampaikan data dan fakta secara terbuka dan
bertanggung jawab.
Pendidikan
sebagai salah satu bidang yang memanfaatkan IPTEK harus bisa meningkatkan
berbagai sumber dan bahan yang dibutuhkan oleh peserta didiknya sehingga
tercipta pendidikan yang unggul dan maju. M. Andi Setiawan (2016: 46) Bimbingan
dan konseling sebagai salah satu komponen dalam bidang pendidikan memanfaatkan
IPTEK. Bimbingan dan konseling sebagai salah satu bidang yang memanfaatkan
IPTEK perlu memperhatikan perkembangan IPTEK untuk bisa diterima oleh
masyarakat. Penguasaan IPTEK bagi seorang konselor merupakan keharusan yang
memang harus dimiliki dan tidak bisa ditawar lagi. Hal tersebut didasari oleh
perkembangan IPTEK yang semakin maju dan berkembang pesat.
Konselor
harus bisa beradaptasi dengat perkembangan IPTEK yang begitu pesat dan bisa
memanfaatkan IPTEK tersebut bagi pelayanan bimbingan dan konseling, penguasaan
IPTEK bagi seorang konselor merupakan nilai tambah dalam memberikan pelayanan
bimbingan dan konseling. Meskipun perkembangan IPTEK sudah maju dan berkembang
pesat, tetapi masih banyak konselor yang belum bisa menguasai IPTEK secara
penuh. Sehingga konselor masih banyak yang tidak mengetahui peranan IPTEK dalam
bimbingan dan konseling. Pelayanan yang dilakukan cendrung konvensional dan
tidak berkembang sehingga terkesan jadul dan membosankan bagi kalangan
masyarakat yang sudah mengenal IPTEK (M. Andi Setiawan 2016: 47).
Sebagai
contoh masyarakat mengenal smartphone sebagai alat multifungsi dan dapat
digunakan tidak hanya untuk telpon dan mengirim pesan singkat, tetapi sudah
berkembang jauh. Smartphone dapat melakukan tugas penting dan mendapat informasi
dengan cepat dan singkat. Dari kondisi tersebut M. Andi Setiawan (2016: 47)
menjelaskan seorang konselor perlu memahami peranan iptek dalam bimbingan dan
konseling sehingga pelayanan bimbingan dan konseling dapat dilaksanakan sesuai
dengan kebutuhan masyarakat dan tentunya berdasarkan kepada asas kebutuhan dan
kekinian.
Dapat
disimpulkan bahwa seorang konselor sebagai seorang yang berperan penting dalam
pendidikan harus bisa beradaptasi dengan perkembangan IPTEK dan mampu menguasai
IPTEK. Hal tersebut mutlak dan tidak bisa ditawar lagi. Karena, IPTEK dapat
meningkatkan pelayanan bimbingan dan konseling menjadi lebih baik dan tidak
terkesan jadul di mata masyarakat serta menjadi nilai tambah tersendiri.
Dari
beberapa fenomena dan pandangan para ahli teridentifikasi beberapa
permasaalahan yakni: a) apa yang dimaksud dengan adaptasi? b) apa yang dimaksud
dengan teknologi bimbingan dan konseling? c) bagaimana cara menjadi konselor
yang bisa menggunakan teknologi?. Penggunaan IPTEK dalam proses pemberian layanan
bimbingan dan konseling sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pemberian
layanan bimbingan dan konseling. Munandi (2013) menjelaskan seorang guru dituntut
memiliki kemampuan secara metodologis dalam hal perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran termasuk di dalamnya penggunaan media pembelajaran.Penelitian ini
bertujuan mengetahui tingkat kemampuan konselor dalam menggunakan IPTEK serta
melihat seberapa jauh konselor mampu beradaptasi dengan perkembangan IPTEK yang
kian pesat.
METODE PENELITIAN
Metode
yang diterapkan dalam penelitian ini adalah metode telaah literatur atau metode
kepustakaan adalah salah satu metode penelitian pendidikan yang menggunakan
cara telaah pustaka. Metode literatur disebut juga metode penelitian teoritis.
Imam Barnadib (1983) menyebut metode ini dengan istilah metode historis. Sebab
secara metodologi penelitian literatur berusaha mengumpulkan data dan informasi
dalam bentuk dokomen atau catatan-catatan sejarah. Cacatan tentang peristiwa
yang sudah lalu.
Secara structual, metode literatur
merupakan salah satu bagian metodologi penelitian kualitatif. Metode penelitian
yang mengandalkan pembenaran nalar dan logika ilmiah. Data dan informasi apapun
yang diteliti menggunakan metode literatur pada dasarnya selalu berbentuk
dokumen, arsip data maupun informasi literatur media cetak dan media perekam
sejenis lain. Alat telaah dan analisa utamanya tetap saja kembali pada
pembelajaran atau penggambaran hubungan sebab-akibat objek yang diteliti.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pengertian Adaptasi
Adaptasi adalah suatu penyesuaian
diri terhadap lingkungan. Juga berarti dapat mengubah lingkungan sesuai dengan
keadaan keinginan pribadi (Garungan, 1991: 55). Dapat ditarik kesimpulan bahwa
adaptasi adalah suatu proses penyesuaian diri dengan lingkungan, yang mana
lingkungan dapat merubah pribadi individu, maupun individu dapat merubah
lingkungan. Suparlan (1993: 2) menjelaskan adaptasi pada hakekatnya adalah satu
peroses untuk memenuhi syarat-syarat untuk melangsungkan hidup. Salah satu dari
syarat terebut adalah syarat sosial dimana manusia membutuhkan hubungan untuk
dapat melangsungkan keteraturan untuk tidak merasa dikucilkan, dapat belajar
mengenai kebudayaan.
Dari pendapat ahli diatas dapat
disimpulkan bahwa adaptasi adalah suatu proses penyesuaian diri individu
terhadap lingkungan sekitarnya. Yang mana tujuannya adalah agar individu
tersebut tidak merasa terkucilkan dengan lingkungan sekitarnya. Sebagai contoh,
masyarakat yang notabanenya sudah mengenal sarana TI sebagai sarana dan
prasarana yang telah melekat dalam kehidupan bermasyarakat, maka individu
tersebut harus menguasai secara keseluruhan teknologi yang digunakan tersebut.
Hal itu dikarenakan agar individu tersebut tudak merasa terkucilkan hanya
kerena tidak bisa menguasai teknologi yang telah melekat dan tidak mungkin
terpisahkan dalam kehidupan bermasyarakat.
Beberapa batasan pengertian dari
adaptasi sosial Soerjono Sukanto (2000: 34) yaitu: a) proses mengatasi
halangan-halangan dari lingkungan. b) penyesuaian terhadap norma-norma untuk
menyalurkan ketegangan. c) proses perubahan untuk penyesuaian dengan situasi
yang berubah. d) mengubah agar sesuai dengan kondisi yang diciptakan. e)
memanfaatkan sumber-sumber yang terbatas untuk kepentingan lingkungan dan
sistem. f) penyesuaian budaya dan aspek lainnya sebagai hasil seleksi ilmiah. Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai bagian dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(IPTEK) secara umum adalah semua teknologi yang berhubungan dengan pegambilan,
pengumpulan (akuisisi), pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian
informasi. Semua perangkat keras, perangkat lunak, kandungan isi, dan
instruktur komputer maupun telekomunikasi. Deni Dermawan (2012: 2) menjelaskan
TIK atau ICT (Information and Comunication Technology), atau yang dikalangan
negara asia berbahasa inggris disebut sebagai Infocom, muncul setelah
berpadunya tenologi komputer (baik perangkat keras maupun perangkat lunaknya)
dan teknologi komunikasi sebagai sarana penyebaran informasi pada paruh kedua
abad ke 20.
Perpaduan kedua teknologi
tersebut berkembang sangat pesat jauh melampaui bidang bidang teknologi
lainnya. Bahkan sampai awal abad ke-21 ini, dipercaya bahwa bidang TIK masih
akan terus pesat berkembang dan belum terlihat titik jenuhnya sampai beberapa
dekade mendatang. Pada tingkat global, perkembangan TIK telah memengaruhi
seluruh bidang kehidupan umat manusia. “Intrusi” TIK kedalam bidang-bidang
teknologi lain telah sedemikian jauh sehingga tidak ada satupun peralatan hasil
inovasi teknologi yang tidak memanfaatkan peranan TIK (Deni Dermawan, 2012: 2).
Dari pendapat ahli diatas dapat
ditarik kesimpulan bahwa perkembangan teknologi sangat berperan penting
disetiap lini kehidupan manusia. Dari abad ke abad teknologi terus berkembang
pesat dan mengambil peran penting dalam kehidupan manusia. pada akhirnya,
kehidupan manusia tidak bisa lepas dari teknologi bahkan teknologi telah
mengatur kehidupan manusia. seorang individu yang tidak bisa beradaptasi dengan
pesatnya perkembangan teknologi maka individu tersebut akan semakin tertinggal
dengan perkembangan zaman dan terkucilkan dari kehidupan masyarakat yang pada
umumnya telah mengenal tenologi.
B.
Pengertian
TI Dalam Bimbingan Konseling
Bimbingan konseling merupakan
ilmu yang bersifat “Multieferensial” beberapa disiplin ilmu lain telah memberikan
sumbangan bagi perkembangan teori dan peraktek bimbingan dan konseling seperti
psikologi, pendidikan, statistik, evaluasi, biologi, filsafat, sosiologi,
antropologi, ilmu ekonomi, manajemen, ilmu hukum, dan agama. Beberapa konsep
dari disiplin ilmu tersebut telah diadopsi untuk kepentingan pengembangan
bimbingan dan konseling, baik dalam pengembangan teori maupun prakteknya.
Pengembangan teori dan pendekatan bimbingan dan konseling selain dihasilkan
melalui pemikiran kritis para ahli juga dihasilkan melalui berbagai bentuk
penelian.
Sejalan dengan perkembangan
teknologi, khususnya teknologi informasi berbasis komputer, sejak 1980-an telah
banyak dikembangkan dalam bimbingan dan konseling. menurut Prayitno (2003)
bidang yang telah banyak memanfaatkan jasa komputer ialah bimbingan karir dan
bimbingan dan konseling pendidikan. Moh. Surya (2006) mengemukakan bahwa
sejalan dengan perkembangan teknologi komputer interaksi antara konselor dengan
individu yang dilayaninya (klien) tidak hanya melalui hubungan tatap muka
tetapi dapat juga dilakukan melalui hubungan secara virtual (maya) melalui
internet dalam bentuk “cyber counseling”. Dikemukakan pula bahwa perkembangan
dalam bidang teknologi komunikasi menuntut kesiapan dan adaptasi konselor dalam
penguasaan teknologi dalam melaksanakan bimbingan dan konseling.
Dapat disimpulkan bahwa teknologi
bimbingan dan konseling adalah suatu fasilitas-fasilitas yang dapat mempermudah
seorang konselor dalam memberikan seluruh pelayanan. Sehingga pelayanan
bimbingan dan konseling berjalan secara maksimal. Teknologi yang berkembang
kian pesat telah memberikan kontribusi yang besar dalam bimbingan dan
konseling. bidang yang paling banyak memanfaatkan teknologi adalah bimbingan
karir dan bimbingan konseling pendidikan. Perkembangan teknologi yang
berkembang pesat diera globalisasi ini dapat mempermudah segala proses pelayanan
bimbingan dan konseling. Interaksi antara konselor dan klien tidak lagi dilakukan
secara “face to face”, tetapi dapat dilakukan dengan kecanggihan teknologi yang
memungkinkan klien berhubungan dari jarak jauh. Dengan hadirnya teknologi
ditengah-tengah kehidupan manusia terbukti mempermudah proses pelayanan
bimbingan dan konseling. hal ini menuntut kesiapan seorang konselor untuk
beradaptasi dan bisa menguasai teknologi.
C.
Cara
Adaptasi TIK Dalam Bimbingan Konseling
Untuk menjadi seorang konselor
yang mahir menggunakan teknologi, Hines (2003) menawarkan keahlian yang perlu
dikuasai oleh seorang calon konselor sekolah yang berkaitan dengan kompetensi
teknologi informasi, yaitu: a) word processing/publication desktop untuk
menciptakan documen layout menarik. b) menciptakan laporan berkala visual
menarik, efektif menggunaan grafik, informasi dan menarik. c) database
(dokumentasi siswa) dan spretsheet tabel dan grafik. e) presentasi multimedia.
f) sumberdaya elektronik dan internet. a.a) membuat, mengirim, dan menerima e-mile.
a.b) daftar, mengambil bagian dalam diskusi elektronik (minglis atau
mailinglist). a.c) mencari, menyaring informasi dari internet. a.d) mampu
menggunakan search engine. a.e) mampu mengobrol (chatting).
Hendarini (2007) mengatakan ada 8
hal yang diperlukan untuk membekali pengetahuan calon konselor terhadap
teknologi informasi, yaitu: a) memahami dan mengikuti penggunaan teknologi
mutakhir dalam pendidikan. b) memiliki keterampilan dasar komputer, lancar
dalam hal teknologi. c) menguasai dan menggunaan berbagai komponen internet
terkait layanan bimbingan. d) mampu mengartikulasikan implikasi dan penggunaan
teknologi. e) bertindak sebagai konsumen teknologi yang terdidik dan obyektif.
f) mengenal adanya kelompok dan bimbingan kegiatan bimbingan yang “virtual”
dengan menggunakan teknologi yang dapat mereka ikuti. g) mampu menggunakan
database untuk memonitor dan mengartikulasikan kemajuan siswa. h)
berpartisipasi dalam pengembangan rencana pendidikan berbasis teknologi. Meskipun
banyak tawaran terhadap penyimpanan penguasaan teknologi informasi bagi calon
konselor, perlu diingat bahwa komputer dan internet dalam hal ini hanya
merupakan alat atau sarana. Soemantri (2006) menjelasan bahwa meskipun banyak
manfaat yang dapat diambil dari komputer dan internet, mahasiswa calon konselor
harus diarahkan untuk memahami proses atau cara berfikir untuk bekerja
menggunakan komputer secara maksimal.
Dari pendapat ahli diatas dapat
ditarik kesimpulan bahwa agar seorang konselor mahir dan bisa menguasai
teknologi, dibutuhkan kerja keras yang maksimal sebelum menjadi seorang
konselor. Menguasai seluruh kompetensi TI, penguasaan teknologi mutakhir dalam
pendidikan, mempunyai keterampilan dasar komputer, menguasai jejaring sosial
(internet) yang berkaitan dengan layanan bimbingan dan konseling, dan menggunakan
teknologi dengan baik (memahami etika dalam menggunakan teknologi) adalah suatu
hal yang harus benar-benar dikuasai seorang calon konselor sebelum menjadi
seorang konselor. Hal ini dikarenakan ketika sudah menjadi seorang konselor
tidak akan terjadi suatu kebingaungan dalam menggunakan teknologi. Jika hal ini
terjadi, maka akan sangat mempengaruhi peroses pemberian layanan bimbingan dan
konseling, sehingga akan memberikan dampak dan persepsi negatif dikalangan
masyarakat yang umumnya telah mengenal teknologi.
KESIMPULAN
Adaptasi
adalah suatu proses penyesuaian diri individu terhadap lingkungan sekitarnya.
Yang mana lingkungan dapat merubah pribadi individu, maupun individu dapat
merubah lingkungannya. tujuannya adalah agar individu tersebut tidak merasa
terkucilkan dengan lingkungan sekitarnya. Sebagai contoh, masyarakat yang
notabanenya sudah mengenal sarana TI sebagai sarana dan prasarana yang telah
melekat dalam kehidupan bermasyarakat, maka individu tersebut harus menguasai
secara keseluruhan teknologi yang digunakan tersebut. Hal itu dikarenakan agar
individu tersebut tudak merasa terkucilkan hanya kerena tidak bisa menguasai
teknologi yang telah melekat dan tidak mungkin terpisahkan dalam kehidupan
bermasyarakat.
Teknologi
bimbingan dan konseling adalah suatu fasilitas-fasilitas yang dapat mempermudah
seorang konselor dalam memberikan seluruh pelayanan. Sehingga pelayanan
bimbingan dan konseling berjalan secara maksimal. Teknologi yang berkembang
kian pesat telah memberikan kontribusi yang besar dalam bimbingan dan
konseling. bidang yang paling banyak memanfaatkan teknologi adalah bimbingan
karir dan bimbingan konseling pendidikan. Perkembangan teknologi yang
berkembang pesat diera globalisasi ini dapat mempermudah segala proses
pelayanan bimbingan dan konseling. Interaksi antara konselor dan klien tidak
lagi dilakukan secara “face to face”, tetapi dapat dilakukan dengan kecanggihan
teknologi yang memungkinkan klien berhubungan dari jarak jauh. Dengan hadirnya
teknologi ditengah-tengah kehidupan manusia terbukti mempermudah proses
pelayanan bimbingan dan konseling. hal ini menuntut kesiapan seorang konselor
untuk beradaptasi dan bisa menguasai teknologi.
Agar
seorang konselor mahir dan bisa menguasai teknologi, dibutuhkan kerja keras
yang maksimal sebelum menjadi seorang konselor. Menguasai seluruh kompetensi
TI, penguasaan teknologi mutakhir dalam pendidikan, mempunyai keterampilan
dasar komputer, menguasai jejaring sosial (internet) yang berkaitan dengan
layanan bimbingan dan konseling, dan menggunakan teknologi dengan baik
(memahami etika dalam menggunakan teknologi) adalah suatu hal yang harus
benar-benar dikuasai seorang calon konselor sebelum menjadi seorang konselor.
Hal ini dikarenakan ketika sudah menjadi seorang konselor tidak akan terjadi
suatu kebingungan dalam menggunakan teknologi, jika hal ini terjadi, maka akan
sangat mempengaruhi peroses pemberian layanan bimbingan dan konseling, sehingga
akan memberikan dampak dan persepsi negatif dikalangan masyarakat yang umumnya
telah mengenal teknologi.
SARAN
Bagi konselor disekolah diharapkan
dapat meningkatkan kemampuan dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(IPTEK) dan dapat berinovasi dengan IPTEK agar peroses pemberian layanan
bimbingan dan konseling tidak terkesan monoton di mata siswa, para guru, maupun
masyarakat.
Bagi seorang calon konselor
(mahasiswa) diharapkan dapat menguasai sepenuhnya teknologi yang berkembang
pesat pada saat ini. Hal itu dikarenakan setelah menjadi seorang konselor,
diharapkan konselor dapat menggunakan keseluruhan teknologi yang berkembang
untuk kepentingan pelayanan bimbingan dan konseling. Penguasaan teknologi yang
berkembang dalam proses pelayanan bimbingan dan konseling dapat menjadi nilai
tambah tersendiri bagi seorang konselor.
Bagi para pembaca, diharapkan dengan
adanya makalah ini dapat memberikan pemecahan masalah berkaitan dengan penguasaan
dan penggunaan teknologi oleh seorang konselor dalam peroses pelayanan
bimbingan dan konseling.
DAFTAR PUSTAKA
Deni Dermawan. 2012. Pendidikan
Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Garungan. 1991. Psikologi Sosial. Jakarta: PT. Eresco.
Hendarini.
2007. Pemanfaatan Teknologi Informasi
Untuk Layanan Program BK Komprehensif. Jurnal
Pendidikan Teknologi dan Informasi dan Komunikasi Vol. 8 No. 12.
Hines.
2003. Teknologi Informatika Dalam Bimbingan dan Konseling. Jurnal Pendidikan Vol. 12 No. 46-48.
Imam
Barnadib. 1983. Pemikiran Tentang
Pendidikan Baru. Yogyakarta: Andi Offset.
M. Andi Setiawan. 2016. Peran Teknologi
Informasi Dalam Bimbingan dan Konselor. Bitnet Jurnal Pendidikan Teknologi
Informasi, Februari 2016, Vol. 1 No. 1, (46- 49).
Moh.
Surya. 2006. Profesionalisme Konselor Dalam Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi.
Jakarta: PT. Rajawali press.
Munandi Y. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta Selatan: Referensi.
Munir. 2009. Kontribusi Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) dalam Pendidikan diera
Globalisasi Pendidikan Indonesia.
Jurnal Pendidikan Teknologi
Informasi dan Komunikasi Vol. 2
No. 2.
Prayitno. 2003. Wawasan dan Landasan
BK (Buku II). Jakarta : Depdiknas
Parsudi
Suparlan. 1993. Pengantar Metode
Penelitian Suatu Pendekatan Kualitatif. Pontianak: STAIN Pontianak.
Soemantri.
2006. Penerapan Teknologi Informasi Pada
Bimbingan dan Konseling dari Sudut Pandang Buku. Jakarta: Rineka Cipta.
Soerjono
Sukanto. 2000. Sosiologi: Suatu Pengantar.
Jakarta: Rajawali Press.